Rabu, 16 November 2016

Demo yang Terjadi Pada 4 November 2016

Sumber
Nama_: Pemikiran Kelompok 4
NIM  _: -

Tanggal 4 November 2016, hari yang bersejarah untuk Indonesia. Di hari ini telah berlangsung demo besar-besaran oleh umat Islam dari berbagai penjuru wilayah negeri ini, bahkan orang goa ikut keluar untuk menyuarakan di hari ini. Sebelumnya kami turut berterimakasih pada Bapak Gubernur kita Bapak Ahok, telah mempersatukan umat kembali, umat yg sedang loyo. Tidak hanya itu, umat yg di dalam goa pun ikut bersorak-soray seraya menemukan kembali ke-Islamannya.

Kemarin tanggal 4 November 2016, di hari ini saya semakin sadar bahwa Indonesia memang sangat potensial terhadap konflik. Multietnis, multiagama, multikultur. Kemultian Indonesia terdapat dua jalan, kuat karena perbedaan. Atau hancur karena perbedaan itu sendiri. Melihat sejarah Uni Soviet yang hancur karena perbedaannya, hal ini harus menjadi referensi berpikir dan bertindak kita. Jangan sampai negara yang belum kuat jati dirinya ini hancur begitu saja.
Sikap inklusivisme yang seharusnya kita tanamkan di hari ini untuk hari esok yang belum tertanam baik dihari kemarin. Inklusivisme (paham terbuka, sikap memahami perbedaan) menjadi jawaban krusial diantara jawaban lainnya dalam konteks peristiwa ini. Kita tidak bisa melihat perbedaan jika kita terus konservatif dalam perbedaan itu sendiri. Layaknya beberapa botol yang kita lihat dari atas dan kita termasuk dalam botol-botol tersebut yang membuat kita tidak bisa melihat botol lain atau perbedaan lain. Tetaplah berbeda, tetapi tetap juga membedakan. Membedakan yang salah dan benar dengan tindakan yang komunikatif.

Kemarin tanggal 4 November 2016, ayah saya menjadi salah satu di antara ribuan pendemo lainnya. Beliau menyuarakan dan tergerak dengan jihadnya. Beliau , bahkan pendemo lainnya. Ingin menyampaikan pesan yang tersirat, yakni Pak Ahok "tolong jaga mulutnya", tidak banyak orang mati terpeleset kulit pisang dan benda licin lainnya, tetapi banyak orang yg terpenggal karena terpeleset lidahnya.

Di hari itu tanggal 4 November 2016.

Terlihat agama pula lagi dan lagi terpolitisasi, agama menjadi kendaraan pemilik kepentingan, media massa memiliki kepala yg berbeda dengan fakta2 berbeda. Dan saya semakin sadar bahwa Indonesia sangat berbeda tak terkecuali dlm hal terkecil. Kejadian ini sangat berpotensi untuk menguatkan ataupun melemahkan agama, tergantung pemilik kepentingan.

1 komentar: