Nama_:M.
Dimas Aji Kharisma
NIM
_(155120101111065
Pada zaman orde
baru, diawali dengan datangnya
seorang “Bapak
Baru”
yaitu soeharto, dan anak muda masa itu diibaratkan sebagai “Anak”.
Sebagai mana relasi seorang bapak dengan anak pasti dominasi lebih dipegang oleh
seorang bapak. Dari situlah kemudian muncul otoritas seorang bapak yang mengahruskan
seorang anak untuk menaatinya. Anak muda pada masa orde lama dengan orde baru mulai
terlihat begitu jauh perbedaanya, dimana pada masa orde lama pemuda indoensia berwatak
keras karna sedari kecil disuguhi berbagai macam permasalahan spt halnya perjuangan
melawan kolonialisme dan juga pergolakan poltik pada masanya, dan pada awal orde
baru pemuda kita seperti terlena lantaran kondisi ekonomi Indonesia yang cemerlang
pada masa itu dan juga segala urusan politik sudah diatur oleh bapaknya.
Yang cukup mengejutkan adalah otoritas
seorang bapak kepada anaknya ini telah mengatur sampai segi fashion anaknya, dimana
saat itu soeharto melarang anak laki-laki untuk gondrong, dan pada saat itu masyarakat
ditanami sebuah stigma buruk terhadap anak muda berambut gondrong. Dan mirisnya
hal ini sampai sekarang pun didaerah perdesaan masih dianut oleh sebagian orang
tua. Lalu yang saya tanyakan. Dimana bentuk kemerdekaan anak muda jaman sekarang
jika berambut gondrong saja sudah memiliki predikat negative?
Selanjutnaya, pemuda dewasa ini cenderung apatis dengan kondisi yang ada, semangat
membrontak demi kesejahteraan negara sudah menjadi wacana yang kalah ngetren dengan
budaya-budaya happies barat. Kapitalisme
yang sumbuh subur di indonesia telah menggerogoti jiwa kepemudaan indonesia, menjadikan
terlena dan merasa nyaman, “asalkan bisa ngopi dan nongkrong diMCD (misal) hidup
saya sudah nikmat,” begitu sekiranya saya membayangkanya.
Menjadi seorang “Pemuda Indoneisia” tantanganya masakini bukan lagi kolonialisme seperti jaman pra-kemerdekaan
indonesia tetapi pemuda di hadapkan pada globalisasi dan kapitalisme yang sejatinya
lebih menyeramkan, yang secara perlahan digerogoti kesadaranya dengan dicekoki kenyamanan-kenyamanan
yang itu bersifat membelenggu. Ibatrat seorang perokok, perokok itu akan merasa
dirinya nyaman jika sedang menghisap rokok, jika tidak ada rokok mereka akan bingung
karna mereka sudah tergantung pada rokok, meskipun mereka tau bahwa merokok itu
membahayakan kesehatanya, tapi untuk menumbuhkan kemauan berhenti merokok itu tidaklah
mudah, butuh perjuangan ekstra untuk melakukanya. Demikian juga dengan belenggu
globalisasi dan kapitalisme yang membuat pemuda terlena dan lupa akan identitasnya
sebagai pemuda bangsa.
Pemuda jaman sekarang pemuda sudah jauh masuk dalam dunia kapitalisme hingga sulit untuk meninggalkanya, hampir seluruh aspek kehidupan seseorang pastilah melibatkan sistem ini. Di desa, pemuda yang baru saja lulus dari tingkat SMA cenderung lebih memilih untuk mengejar ekonomi daripada melanjutkan pendidikan, entah dengan alasan kondisi ekonomi sehingga terdorong mencari pekerjaan untuk memenuhi kondisi ekonominya atau mencari pekerjaan hanya untuk menutupi gengsinya agar dapat membeli barang-barang mewah (seabagai contoh pakaian merk) yang jelas kedua alasan itu muncul karna dominasi dunia oleh kapitalis memang telah menyerang degala aspek kehidupan.
Dilingkunagan kampuspun juga tidak jauh berbeda, orientasi pemuda yang menjadi seorang “Mahasiswa” sebenarnya juga sebatas ekonomi masa depanya saja, jurusan-jurusan yang diambilmayoritas calon mahasiswa adalah jurusan yang menjanjikan pekerjaan mapan. Mahasiswa dengan tidak lansung di cetak untuk menjadi borjuasi kapitalis dimasa depan, ini merupakan bukti bahwa pemuda jaman sekarang sudah begitu jauh terbelenggu dalam kapitalisme. Akibat yang ditimbulkan adalah mereka cenderung apatis dengan kondisi sekitar, pemuda memang tidak dapat disalahkan dengan kondisi yang seperti ini, karna memang kondisinya sekarang kapitalisme telah menjalar keseluruh aspek tidak seperti dulu. Bahkan saya ragu apabila aktivis-aktivis pemuda dulu hidup dijaman sekaran apakah mereka tetap dengan semangat pemuda yang memberontak demi kesejarteraan seperti dalam sejarah atau merekapun bakal terlena dengan kenyamanan kapitalisme yang menjadikan pemuda apatis seperti sekarang ini. Saya rasa jawabanya adalah yang kedua. Hehe
Pemuda jaman sekarang pemuda sudah jauh masuk dalam dunia kapitalisme hingga sulit untuk meninggalkanya, hampir seluruh aspek kehidupan seseorang pastilah melibatkan sistem ini. Di desa, pemuda yang baru saja lulus dari tingkat SMA cenderung lebih memilih untuk mengejar ekonomi daripada melanjutkan pendidikan, entah dengan alasan kondisi ekonomi sehingga terdorong mencari pekerjaan untuk memenuhi kondisi ekonominya atau mencari pekerjaan hanya untuk menutupi gengsinya agar dapat membeli barang-barang mewah (seabagai contoh pakaian merk) yang jelas kedua alasan itu muncul karna dominasi dunia oleh kapitalis memang telah menyerang degala aspek kehidupan.
Dilingkunagan kampuspun juga tidak jauh berbeda, orientasi pemuda yang menjadi seorang “Mahasiswa” sebenarnya juga sebatas ekonomi masa depanya saja, jurusan-jurusan yang diambilmayoritas calon mahasiswa adalah jurusan yang menjanjikan pekerjaan mapan. Mahasiswa dengan tidak lansung di cetak untuk menjadi borjuasi kapitalis dimasa depan, ini merupakan bukti bahwa pemuda jaman sekarang sudah begitu jauh terbelenggu dalam kapitalisme. Akibat yang ditimbulkan adalah mereka cenderung apatis dengan kondisi sekitar, pemuda memang tidak dapat disalahkan dengan kondisi yang seperti ini, karna memang kondisinya sekarang kapitalisme telah menjalar keseluruh aspek tidak seperti dulu. Bahkan saya ragu apabila aktivis-aktivis pemuda dulu hidup dijaman sekaran apakah mereka tetap dengan semangat pemuda yang memberontak demi kesejarteraan seperti dalam sejarah atau merekapun bakal terlena dengan kenyamanan kapitalisme yang menjadikan pemuda apatis seperti sekarang ini. Saya rasa jawabanya adalah yang kedua. Hehe
Jika kondisi sekarang sudah sedemikian
rupa, kapitalisme sekarang tidak dapat terelakan bahkan telah menyerang segala lini
termasuk dalam dunia pendidikan.Yang perlu kita lakukan adalah membangun kesadaran
diri Pemuda, pemuda indonesia harus mengetahui jatidirinya sebagai pemuda bangsa
yang akan mengatur negaranya dimasa mendatang, mau di arahkan kemana negara kita
nantinya, apakah akan tetap mengikuti pola kapitalisme barat sekarang ini yang sering
merugikan negara atau merubah wajah indonesia yang seperti dulu sebagai negara yang
patut disegani negara lain karna “gemah ripah loh jinawi “ yang dalam bahasa indonesianya
“Negara yang tentram dan makmur serta subur tanahnya” serta dipertimbangkan dan
di hormati karna pemudanya yang kritis dan masyarakatnya yang sopan lemah lembut.
Sumber : Pemikiran sendiri ( M. Dimas Aji Kharisma_Sosiology_Universitas Brawijaya )
0 komentar
Posting Komentar